Budidaya Mentimun Madura

Budidaya Mentimun Madura (Tèmon Konèng) dengan Sistem Manut Ibu

Budidaya Mentimun Madura – Selama bulan puasa yang lalu, saya sedang membudidayakan mentimun Madura bersama Ibu di ladang kecil kami.

Orang-orang Madura juga menyebut metimun ini dengan sebutan tèmon konèng, artinya timun kuning. Lantaran warna kulitnya yang berwarna kuning kecokelatan saat mulai matang. Seperti apa bentuk mentimun Madura, kamu bisa membacanya di sini.

Referensi tertulis cara budidaya mentimun Madura sepertinya belum ada. Penelitian atau pun jurnal ilmiahnya tak banyak saya temukan di mesin pencarian google. Oleh karena itu saya ingin meuliskan pengalaman saya saat membudidayakanya.

Yah siapa tahu bisa jadi tulisan pertama tentang panduan budidaya mentimun Madura di google. Betul nggak? Tapi, buat kamu yang punya referensinya boleh memberitahu saya ya. Bisa lewat kolom komentar.

Bisa juga dengan menghubungi saya melalui sosial media. Terima kasih saya ucapkan sebelumnya buat siapapun yang memberikannya.    

Budidaya Mentimun Madura Sistem Manut Ibu

Ada hal penting yang perlu saya sampaikan terlebih dahulu sebelum membahas lebih lanjut. Cara budidaya mentimun Madura yang saya tuliskan ini berdasarkan kebiasaan orang-orang di kampung saya. Tepatnya di desa Jangkar Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Bangkalan.

Kebiasaan tersebut masih dimodifikasi lagi oleh Ibu saya karena alasan musim. Tahap pertama, yakni pengolahan lahan tak kami lakukan. Kami langsung menanam mentimun Madura pada bekas lahan kacang tanah. Tujuannya agar mentimun Madura kami segera tumbuh dan masih bisa disirami air hujan.

Tentu saja saya kurang sepakat, tapi saya memilih manut (patuh) Ibu saja. Ladang kami itu seperti sebuah kantor di mana bosnya adalah Ibu. Di mana-mana namanya karyawan harus ikut apa kata bos dong.

Apalagi, Ibu ada benarnya juga. Sebentar lagi musim kemarau. Sementara ladang kami jenisnya tadah hujan, yakni pengairannya hanya bergantung pada air hujan.

Budidaya Mentimun Madura

Pada proses budidaya, pengolahan lahan adalah hal yang harus dilakukan. Bisa dengan pembajakan atau pembuatan bedengan. Tujuannya untuk menggemburkan tanah.

Baca juga:  Cara Menanam Microgreen di Rumah, Sayur Super Mini yang Kaya Gizi

Selanjutnya dilakukan pemberian pupuk awal baik organik ataupun kimiai. Agar tersedia cukup unsur hara atau makanan bagi tanaman. Namun di kampung saya, pengolahan lahan biasanya sebatas pembajakan saja.

Tapi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, proses pengolahan lahan kami lewatkan. Kami langsung melakukan penanaman mentimun Madura di bekas lahan tumpang sari antara kacang tanah dan jagung Madura.

Langsung saja, mari kita mulai penjelasan tentang proses budidaya mentimun Madura ala saya dan Ibu!

Budidaya mentimun Madura sistem tugal
Proses penanaman mentimun Madura dengan sistem tugal (tanam langsung)

1 Cara Penanaman pada Budidaya Mentimun Madura

Lubang tanam tak boleh terlalu dalam. Agar cepat, kami membuat lubang tanam menggunakan tumit. Awalnya saya membuat lubang tanam di seluruh bedengan. Bedengan kami cukup lebar. Ukurannya ada yang satu meter, ada yang lebih.

Jarak antara lubang antara 40-30 cm. Ibu berpesan harus sedikit lebar karena nanti tanaman akan merambat. Tapi saya sepertinya membuat jarak tanam (jarak antar lubang) terlalu pendek, kurang lebih 20 cm.

Matematika saya lemah. Memperkiraan ukuran saja kurang cakap. Duh harus belajar lagi nih. Kenapa tak diukur saja? Saya terburu-buru, Ibu mintanya cepat saja. Ya begitulah jadinya.

Lubang tanam kemudian diisi dengan 2 biji/benih mentimun. Selanjutnya ditutup dengan abuk bakar. Fungsinya untuk menjaga benih mentimun agar tak digerogoti semut.

Sekitar 2-3 hari, tanaman mentimun sudah mulai tumbuh. Dua kotiledonnya yang menyerupai daun sudah bermunculan di atas tanah.

Pertumbuhan mentimun Madura
a. Foto kiri: Umur 2-3 hari – b. Foto tengah: Umur + 7 hari – c. Foto kanan: umur > 10 hari. Foto b dan c, tanah sudah dibumbun.

2 Penyiangan dan Pembumbunan

Karena tak melakukan pengolahan tanah, akibatnya masih banyak gulma di antara tanaman-tanaman mentimun yang mulai tumbuh. Agar tak semakin subur, kami segera melakukan pembumbunan. Yaitu penggemburan tanah di sekitar akar.

Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 5 sampai 7 hari. Saat dua daun pertama mulai terlihat jelas. Tujuan pembubunan sama dengan pengolahan lahan. Yakni menggemburkan tanah sehingga akar tanaman bisa berkembang secara leluasa.

Baca juga:  5 Merk Benih Sayuran di Indonesia, Mana yang Terbaik?

3 Pemupukan

Kami membudidayakan mentimun Madura secara non organik. Jadi sehari sebelum pembumbunan, pupuk kimia terlebih dahulu diberikan. Pupuk yang kami gunakan adalah pupuk NPK berwarna merah. Pupuk ini merupakan pupuk subsidi. Saat ini agak sulit untuk mendapatkannya jika tak melalui kelompok tani.

Pemberian pupuk terus kami lakukan degan jarak 7 hari. Pemupukan kedua dan seterusnya kami menggunakan pupuk NPK berwarna biru bermerk Pak Tani. Ini adalah kreatifitas dari Ibu. Orang-orang kampung biasanya hanya menggunakan pupuk NPK berwarna merah saja.

Mentimun Madura siap panen
Foto kiri: Mentimun Madura yang masih muda. Foto kanan: Mentimun Madura yang sudah bisa dipanen.

4 Pengendalian Hama

Saya sendiri agak fanatik terhadap penggunaan pestisida untuk memberantas hama. Saya tak suka menggunakannya. Tapi saya belum punya solusi untuk Ibu. Makanya saya biarkan saja ibu menggunakannya. Saya hanya berpesan, penggunaannya jangan sampai berlebihan.

Pestisida yang kami gunakan ada dua jenis, butir dan cair. Pestisida  butir untuk menghalau ulat. Diberikan saat tanaman berumur seminggu dan dua minggu. Caranya ditaburkan di atas daun.

Pestisida cair kegunaannya untuk memberantas belalang. Caranya campur pestisida dengan air sesuai dosis yang dianjurkan lalu semprotkan ke seluruh bagian tanaman. Aplikasinya tanaman berumur 3 minggu.

Menjelang berbuah, tanaman mentimun Madura sudah besar. Sudah cukup kuat untuk melawan serangan hama. Sebab itu penggunaan pestisida tak lagi dilakukan.

6 Panen

Memasuki minggu kedua, bunga mentimun Madura sudah mulai bermunculan dan bermekaran. Minggu ketiga bunga semakin melimpah. Memasuki minggu ke-4, sudah banyak yang menjadi buah muda. Selang sebulan, panen sudah bisa dilakukan.

Buah paling tepat dipanen saat setengah dewasa. Warna kulit buahnya kuning kecokelatan. Pada tahap ini, biji-biji mentimun masih kecil dan lunak. Sehingga nikmat saat dikonsumsi.

Eksperimen budidaya mentimun Madura
Eksperimen budidaya mentimun Madura dengan lanjaran

Eksperimen Budidaya Mentimun Madura

Semua orang kampung membirkan mentimun Madura yang ditanamnya merambat di tanah. Tak pernah ada yang merambatkannya ke lanjaran. Yakni tiang atau penopang tanaman. Biasanya terbuat dari bambu atau kayu.

Baca juga:  Recook Resep Bala Kacang Tolo dari Yummy App, Hasil Panen Kebun Kopi Jagung

Saya pun bertanya-tanya, kenapa tidak dirambatkan ke atas? Toh mentimun Madura juga memiliki sulur. Tapi kata Ibu, itu tak lazim dilakukan. Lantas saya berkeinginan untuk melakukan percobaan kecil-kecilan.

Awalnya Ibu tak yakin kalau mentimun Madura dapat merambat ke atas. Kemudian saya menunjukkan salah satu tanaman yang merambat pada batang singkong.  Akhirnya Ibu memperbolehkan saya untuk memberikan lanjaran pada beberapa tanaman mentimun Madura yang kami tanam.

Bagaimana hasilnya? Ini hasil analisis sementara. Mentimun Madura yang diberi lanjaran terlihat lebih segar. Tanaman juga lebih bersih meski turun hujan yang deras. Mentimun Madura yang merambat di tanah, daun dan buahnya menjadi kotor karena terkena cipratan tanah.

Buah yang tumbuh juga lebih bagus. Lebih lonjong dan beraturan. Prediksi saya, mentimun Madura yang diberi lanjaran dapat hidup lebih lama. Terlihat dari warna daun yang tak cepat menguning dibanding yang merambat di tanah.

Ingin Menanam Mentimun Madura Lagi

Pengalaman berbudidaya mentimun Madura kali ini meyenangkan. Penyebabnya karena saya melakukan eksperimen kecil-kecilan. Dan eksperimen itu cukup berhasil.

Saya pun langsung berkongsi dengan Ibu. Ke depan, agar Ibu menggunakan lanjaran saat menanam mentimun Madura. Dengan menggunakan lanjaran, jarak tanam bisa lebih pendek. Jumlah tanaman pun jadi lebih banyak. Pengaruhnya tentu ke jumlah panen yang akan lebih banyak pula.

Kali ini budidaya mentimun Madura yang kami lakukan belum sepenuhnya baik. Belum ada pengolahan lahan. Masih bergantung sepenuhnya ke pupuk kimia dan pestisida. Ke depan, semoga kami bisa melakukan budidaya mentimun Madura dengan lebih baik.

Doakan ya, semoga rencana ini berhasil. Dan, menurut kamu, haruskah saya menuliskannya kembali nanti?  

Bagikan

13 comments

  1. Mentimun madura lebih kress rasanya. Kalau dibuat sayur jg nikmat. Jadi teringat dulu berburu materi buat tigas kuliah juga dari blog-blog begini. Tentu saja selain jurnal dan buku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *