Radio Paguyuban Depok

Radio Laras FM, Radio Paguyuban Depok yang Super Keren

Dialah Suhandi atau Pak Wandi. Pendiri dan pemilik Radioa Laras FM, Radio Paguyuban Depok. Pak Wandi berumur 57 tahun. Kesukaannya memakai kaos oblong dan celana berbahan kain yang selalu dilipat sampai setinggi setengah lutut. Rambutnya yang sebagian sudah memutih selalu ditutupinya dengan topi berwarna putih yang masih bersih.

Ia bekerja di Sekolah Alam Depok. Tugasnya membersihkan kelas, membersihkan kamar mandi, kadang juga memangkas rumput-rumput yang sudah meninggi. Namun siapa sangka, lelaki yang suka bercanda dan tersenyum itu ternyata sangat mahir menjadi seorang penyiar radio.

“Radio Laras, radio paguyuban. 94,5 FM,” Pak Wandi menunjukkan kemahirannya sebagai penyiar radio.

“Saya siaran setiap malam Jum’at. Lagu-lagu dangdut jadul (jaman dulu). Coba nanti dengarkan ya!” Tuturnya bangga sambil tersenyum.

Asal Mula Berdirinya Radio Laras FM

Pak Wandi memulai cerita pendirian Radio Laras FM dari kisah anak laki-lakinya yang sangat suka bekerja dengan barang-barang elektronik. Semenjak di sekolah menengah anaknya sudah suka mengotak-atik radio, seterika, dan barang elektronik lainnya. Namun pak Wandi tidak cepat membaca bakat yang yang ditunjukkan anaknya tersebut. Alih-alih memasukkan anaknya ke sekolah menengah kejuruan, Pak Wandi malah memasukkannya ke sekolah menengah atas biasa.  Suatu hari anaknya mencoba membangun sebuah pemancar radio sendiri. Dan ternyata berhasil. Pak Wandi sendiri merasa heran sebab ia juga tidak tahu dari mana anaknya belajar.

Pada tahun 2004 Pak Wandi dan anaknya pun mencoba melakukan siaran. Resmi sudah Radio Laras FM mengudara untuk pertamakalinya. Lagu-lagu yang diputar berasal dari kaset-kaset pita koleksi milik Pak Wandi.

“Saya kan mantan tukang layar tancep. Jadi saya punya banyak kaset pita,” jawabnya saat ditanya dari mana ia mendapatkan lagu-lagu untuk diputar di Radio Laras FM.

Baca juga: Rapunzel dari Mandailing

Radio Laras FM Perlahan Menjelma Menjadi Radio Paguyuban Depok

Selama satu tahun pak Wandi dan anaknya bergantian melakukan siaran. Siaranpun hanya dilakukan di saat senggang dan malam hari saja. Setelah setahun masa penyiarannya, Pak Wandi dan anaknya mencoba menerima telephone. Tidak disangka ternyata banyak sekali telephone yang masuk. Pak Wandi merasa heran sekaligus senang, sebab Radio Laras FM punya banyak penggemar.

Para penggemar Radio Laras pun mulai mengunjungi studio Radio Laras FM yang berlokasi di rumah Pak Wandi sendiri. Semakin lama penggemar yang datang bermain pun semakin banyak. Kegiatan berkumpul tersebut semakin berkembang tidak lagi hanya sebatas jumpa fans. Selanjutnya mulai ada kegiatan lain seperti arisan dan pengajian. Dan dibentuklah pengurus untuk melaksanakan semua kegiatan dari Radio Laras FM.

“Ada ketua penyiaran, ketua pengajian, ketua arisan, juga ketua kondangan,” tutur Pak Wandi sambil membuka jari-jari tangannya satu persatu seperti orang yang sedang berhitung.

Kini Pak Wandi tak lagi hanya berdua dengan anaknya dalam mengurus Radio Laras FM. Para fans pun ikut membantu biaya operasional Radio Laras FM yang sebelumnya ditanggung sendiri oleh Pak Wandi. Ada pula yang ambil bagian sebagai penyiar. Sehingga kini Radio Laras FM selalu mengudara sepanjang hari tanpa henti.  

“Sekarang kita sudah bisa siaran siang malam non stop kecuali kalau ada hujan petir. Takut!”

Sampai saat ini lagu-lagu yang diputar masih berupa lagu-lagu lama. Baik lagu-lagu dangdut, lagu-lagu india, dan lagu-lagu qosidah dari era-60an sampai 90-an. Para penggemarnyapun juga banyak yang berasal dari luar kota depok seperti Sasak Panjang, Pamulang, Pondok Cabe, dan Gunung Sindur. Hingga saat ini anggota komunitas Radio Laras FM berjumlah kurang lebih 250 orang.

Banyak Teman, Banyak Saudara Karena Radio Laras FM

Radio Laras FM sudah berusia kurang lebih 14 tahun. Pak Wandi terus mengusahakan melakukan perbaikan dan perubahan demi kemajuan Radio Laras FM. Salah satu yang masih diusahakan adalah perizinan pengoperasian Radio Laras FM. Namun perizinan tersebut belum bisa didapatkan sampai sekarang.

“Kalau mau dapat izin kita harus berupa yayasan dulu,” tutur pak Wandi dengan nada kecewa. Dan saat ini Pak Wandi bersama anggota komunitas Radio Laras FM belum menentukan tindakan lebih lanjut terkait perizinan tersebut.

Selama 14 tahun pula Pak Wandi tidak mendapatkan keuntungan materi dari Radio Laras FM. Namun Pak Wandi merasa tidak pernah rugi. Sebab dengan mendidirkan Radio Laras FM ia kini memiliki banyak saudara dan teman yang tersebar se seantero Kota Depok.

“Ya keuntungan saya apa? Ya banyak teman, banyak saudara. Kita mau kemana, mau ke kampung apa aja, ada temen.”

Ceritapun di tutup dengan lagu berjudul “Sadarlah” dari Dadang Syarief yang didendangkan oleh pak Wandi.

Sadarlah wahai manusia

Hidup di dunia hanya sementara

Oh insan yang berjiwa

Tidakkah engkau ingat

Bahwa maut selalu di sisimu jua

Ingatlah ummat manusia

Asalmu dari siapa

Pasti di suatu masa kita kembali padaNya

Oh insan yang berjiwa

Dari itu tanamlah segera

Budi yang baik untuk kau bawa

Menghadap Tuhan Yang Maha Esa

Tidakkah engkau ingat bahwa hidup ini

Hanya untuk sementara

Semua yang ada bersifat palsu

Dari itu kembalilah dengan amalmu yang baik

Agar pada waktunya kita bertemu Yang Khaliq

Oh insan yang berjiwa

Itulah sekelumit perbincangan saya dengan Pak Wandi. Sang pemilih Radio Paguyuban, Laras FM Depok.

Bagikan

3 comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *