Berbicara soal alasan menulis, saya juga memilikinya. Semua bermula sejak saya duduk di bangku sekolah dasar. Selepas kerja Bapak sering membawa majalah Bobo, tapi yang bekas. Sebenarnya majalah-majalah itu untuk dijual kembali ke tukang loak.
Sambil menunggu majalah Bobo terkumpul banyak, iseng-iseng saya mulai membacanya. Sejak saat itu saya mulai suka membaca. Perlahan dari membaca saya jadi suka menulis. Saat SMP saya sempat menulis beberapa cerpen yang hanya dibaca oleh teman-teman saya saja. Pernah juga mengirimkan cerpen ke sebuah majalah tapi tidak pernah diterima. (Hehehe….)
Kurangnya pemahaman dan arahan, membuat saya tak pernah mengasah kemampuan menulis saya secara konsisten. Sampai lulus kuliah pun saya tak pernah lagi menulis secara serius. Saya hanya menulis pada buletin kampus –jurusan– yang waktu itu hanya berjalan selama setahun.
Meski begitu, satu hal yang saya sadari adalah, keinginan untuk menjadi penulis tak pernah surut. Saya hanya menyimpannya karena tak tahu bagaimana harus mengembangkannya. Sampai akhirnya kesempatan datang.
Mulai Menulis Kembali
Saya berangkat merantau ke Depok pada tahun 2015. Saya bekerja di Sekolah Alam Depok sampai tahun 2018. Sisanya sampai pertengahan tahun 2020 saya mengajar di SMP the Indonesia Natural School. Sekarang saya sudah kembali ke tanah kelahiran saya, Bangkalan Madura.
Di Kota Depoklah saya kembali membangun mimpi-mimpi saya yang lama terkubur. Saya pun mulai mengikuti pelatihan-pelatihan menulis baik online maupun offline. Saya juga bergabung dengan beberapa komunitas kepenulisan, dua diantaranya adalah Easy Writing dan Orang Depok Menulis (ODM). Sampai saat ini, saya sudah mengikuti 7 proyek penulisan buku antologi bersama kedua komunitas tersebut.
Alasan Menulis di Blog
Tentunya saya tidak ingin berpuas diri hanya sampai menulis buku antologi. Saya pun berencana untuk mulai menulis buku solo. Tapi ternyata, menulis buku solo tidaklah semudah yang dibayangkan. Saya tak pernah mampu mewujudkannya bahkan hingga sekarang.
Lama saya berpikir dan akhirnya saya temukan jawabannya. Rupanya kendala utamanya adalah saya tak pernah bisa menuangkan ide saya ke dalam bentuk tulisan. Di otak sudah banyak ide, pas mau ditulis ambyar semuanya. Setelah saya telisik, ternyata semua itu terjadi lantaran saya kurang membaca dan kurang latihan menulis.
31 Maret 2019, saya putuskan untuk membuat blog yang TLD (Top-level Domain). Soal apa itu TLD boleh cari tahu sendiri via google ya. Kalau saya jelaskan di sini bisa berabe. Takut salah. (Hehehe….)
Kenapa harus TLD? Saya ingin blog saya terlihat lebih profesional. Selain itu saya juga ingin mulai membangun personal branding. Tulisan-tulisan yang akan saya post di blog nantinya bisa jadi portofolio saya sebagai penulis. Jadi kalau ditanya orang ‘tulisannya mana?’, tinggal saya kasih lihat blog saya deh.
Mulai Menulis di Blog
Setelah berpikir lama, saya putuskan untuk memberi nama blog saya kopijagung.com. Nama ini terinspirasi dari ibu saya. Ia penjual kopi jagung hasil racikan sendiri. Kopi terlaris di kampung saya. Kalau ada yang mau mencobanya boleh lewat saya. (Hehehe….). Saya berpikir kopijagung.com terdengar cukup unik di telinga. Ya setidaknya di telinga saya dululah.
Beberapa arsip tulisan seperti cerita pendek yang sudah saya buat langsung saja saya pindahkan ke blog. Pelan-pelan saya juga menambahkan artikel-artikel baru. Tapi semuanya kembali terhenti. Beralasan karena kesibukan mengajar, saya membiarkan blog saya tercinta ini terbengkalai begitu saja.
Sebenarnya saya sudah mengenal blog sejak di bangku kuliah. Saya pernah membuat blog yang gratisan di blogspot dan wordpress. Lagi-lagi saya tak pernah serius melakukannya. Bikin, habis itu ditinggal tanpa pernah diisi. Entah sudah berapa blog yang saya buat kemudian saya hapus. Maklumlah, mungkin masih pencarian jati diri kali ya?
Mulai Menemukan Asyiknya Menulis di Blog
Semenjak pulang kampung di pertengahan 2020 kemarin, saya resmi menjadi pengangguran. Kesempatan ini tak saya sia-siakan. Artinya saya punya banyak waktu dong untuk kembali aktif menulis di blog sembari berkebun di pekarangan. (Selain menulis saya juga suka berkebun)
Ternyata menulis di blog asyik juga. Saya bisa menulis apa saja yang saya pikirkan. Menulis tema-tema ringan seperti tentang keseharian, cerita jalan-jalan, soal makanan, dan semua hal yang muncul di kepala. Bahasa yang digunakan pun cukup bahasa sehari-hari saja.
Menulis di blog benar-benar membantu saya mengasah kemampuan saya dalam menulis. Dulu rasanya sulit sekali untuk menyelesaikan satu artikel. Sehari semalam bisa jadi hanya satu artikel. Mengerjakannya pun sampai migrain. Sekarang, Alhamdulillah bisa selesai dalam waktu setengah hari. Ada peningkatan toh?
Terus Belajar Itu Harus
Saya sudah menemukan asyiknya menulis blog. Tapi menulis di blog tak semudah yang saya bayangkan. Ada banyak hal yang masih perlu saya pelajari agar blog saya bisa berkembang. Jadi tidak hanya sekedar menulis, post, lalu share ke social media yang saya punya.
Saya juga ingin tulisan saya disukai banyak orang, traffic kunjungan ke blog tinggi, dan artikel nangkring di page 1 mesin pencarian google. Itu semua tak bisa didapatkan dengan mudah dan cepat. Saya perlu meluangkan waktu, perlu berkomitmen, perlu bersabar agar saya tak berhenti di tengah jalan.
Makanya saya sangat senang saat saya diterima di Kelas Growth Blogger #1 yang diadakan oleh growthing.id. Kelas berlangsung selama bulan September ini (2020). Tentunya saya harus pergunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Kapan lagi saya akan mendapatkan kesempatan belajar secara gratis dengan materi-materi yang super keren?
Belajar dari Ahlinya
Materi pertama disampaikan oleh Mbak Monica Anggen. Seorang penulis sekaligus Blogger terkemuka. Buku-bukunya antara lain 99 Cara Berpikir Ala Sherlock Holmes, Yakin Selamanya Mau di Pojokan?, Nggak Usah Kebanyakan Teori Deh…!, Eternal Love Secret #1 Bersamamu, dan masih banyak lagi. Kerennya, Mbak Monic ini bisa menulis fiksi dan non fiksi loh!
Materi dari Mbak Monic tentang Mahir Menulis dan Editing Blogspot. Wah materinya keren, wawasan saya tentang bagaimana menulis di blog semakin terbuka. Biar tidak menguap begitu saja, saya pun mencatat beberapa hal penting. Diantaranya:
- Setiap penulis haruslah memiliki satu alasan kuat untuk menulis. Sebab alasan itulah yang akan menjadikan penulis terus menulis saat menghadapi rintangan yang berat.
- Tulisan kita mencerminkan diri kita. Maka dari itu, menulislah hal-hal yang baik saja. Pahami resiko yang bisa muncul dari tulisan yang kita buat.
- Hati-hati dengan segala informasi yang kita dapatkan dari internet. Semua harus di cek dan ricek sebelum kita mengutipnya.
Masih banyak sebenarnya catatan-catan yang saya buat, terutama soal tips dan trik menulis. Tapi rasanya tak perlu saya tuliskan di blog saya ini. Soalnya Mbak Monic sudah banyak menuliskannya di blognya. Jadi langsung saja berkunjung ke blognya Mbak Monic ya di www.monicaanggen.com!
Alasan menulis di blog, awalnya memang hanya untuk berlatih menulis secara konsisten, membangun portofolia dan profesionalitas. Namun kini saya sadar bahwa saya mendapatkan lebih dari yang saya inginkan. Saya jadi punya banyak kenalan meski hanya secara online. Dan yang paling penting, saya semakin memahami apa sebenarnya tujuan saya menulis.
Setiap kali saya selesai menulis, rasanya hati ini begitu lega. Rasa bahagia langsung menyelimuti hati. Kata Mbak Monic, apa yang kita rasakan saat menulis bisa jadi sampai kepada pembaca. Maka senang rasanya jika saya bisa membagi kebahagian saya kepada orang lain meski hanya lewat tulisan. Semoga alasan menulis ini dapat memotivasi saya untuk terus menulis sampai nanti.
Memang diawal-awal blogging begitu mbak, dulu saya juga sering buat blog terus hapus, nanti buat lagi dan besoknya hapus lagi.
Oalah kirain saya doang yang begitu Kak.
Woho. Jadi, akhirnya ente sudah akan serius menulis. Yihaa…
Kini, yuni akan mulai bertanya-tanya. Sudah kuatkah alasan yuni untuk menulis?
Iyup bet… Yuk ah perdalam niat biar nggak balek kanan grak.
Bener banget mba, kalau kita tidak punya alasan kuat menulis maka bisa jadi di tengah jalan kita akan berhenti menulis sama sekali dan itu tidak baik dampaknya. Ssemangat ya mba, kita berangkat bareng
Siap Mbak. Siap saling dukung juga.
Mantap….
Wah Adil. Ma kasih yo udah mau berkunjung ke kopijagung.com
Semangat terus ka LL. Aku suka baca tulisanmu… Pengen coba belajar nulis sepertimu
Ma kasih kak. Ayuk kak mulai menulis. Semua orang bisa menulis kok.
Semangat trs…..semangat….
Dukung terus ya ma
Semangat bu luluk, aku suka tulisannya, bacanya ga berasa tiba2 udah selesai
Wah ma kasih Bu Devi sudah mau berkunjung.
Wah, jadi pengen nulis jugaa mba lu..
Ayuk Am
Betul kak, berbagi kebahagiaan kepada pembaca melalui tulisan sangat menyenangkan, apalagi ternyata tulisan tersebut memang menjadi pencerahan atau dapat memecahkan solusi yang sedang dicarinya
Ia bener Mbak. Ke depan semoga semakin bermanfaat.
Mari berjuang dengan tekad yang kuat supaya tetep menulis. Semangaaatt
Siap. Semoga semua bertahan sampai akhir
Tosss Mba Luluk, ayah saya dulu juga sepulang bekerja bawaannya majalah Bobo pesanan saya. Btw setuju sekali yg dishare Mba Monica, kl tulisan itu mencerminkan diri si penulisnya ya, lebih baik jujur dan apa adanya
Hehhee.. Ayah kita memang is teh best ya Mbak
Wah, suka nulis cerpen anak juga Mbak? Saya pun gitu. Dulu punya blog gratisan ehh… terbengkalai. Skrg punya blog TLD kadang pun masih suka males. Moga setelah ikutan kelas ini makin sadar rajin ngeblog qiqi
Hehhe ada beberapa sih mbak. Kapan-kapan boleh berkunjungke kategori cerpen ya Mbak.
Semangat untuk meneruskan menulis buku solo mbak. Seperti kata mbak monic, siapa tahu apa yang ditulis di blog bisa menjadi buku juga ya mbak
Bismillah. Ia bener Mbak. Semoga kecapaian buku solonya.
Semua berawal dari hobi membaca ya mbak..karena suka membaca jadi pengen bisa nulis juga. Saya dulu juga seorang kutu buku. Sayangnya pas kecil ortu kurang mendukung karena saya jadi malas bantu kerjaan rumah karena keasikan membaca..untung akhirnya ketemu dengqn dunia blog. Jadi bisa menyalurkan hobi menulis dan membaca
Hahha… Kalau saya nggam dilarang. Tapi yah mereka juga nggak paham. Jadi ya dibiarin ja bakat anaknya.
Lanjutkan, kami tunggu cerita2 selanjutnya… semangat kaka.
Siap
keren mbak luk, terus belajar dan salurkan bakatmu..
ku selalu menunggu cerpen dan buku mu ❣️
Siap. Kapan-kapan jalan-jalan bareng lagi ya.
jadi kepingin nulis lagi…
Ayuk ndang dimulai.
Terus dijaga semangat nulisnya …
Ditunggu karya karya selanjutnyaa !!!
Amiin. Siap.
Karena segala sesuatunya membutuhkan alasan. Bahkan urusan menulis. Hehehe
Lanjutkan, mbakkuh.
Iyup. Kalau nggak. Nggak bubar barisan jalan. Hehhe
Aku juga termasuk generasi yg dibesarkan majalah bobo. Dulu suka banget baca pak janggut dan buntelan ajaib.
Kalau saya Normala, Bona dan Rong-Rong kak.
Wah, kita sama, Kak. Saya juga suka menulis. Semangat terus, Kak. Semoga terus menghasilkan karya yang inspiratif 🙂
Amiin… Kapan-kapan bikin agenda bareng yuk kak.
Majalah BoBo “kenangan masa kecil”…
Fighting kakak saya tunggu tulisan2 menarik darimu selanjutnya…
Siap. Janga bosen kalau diminta berkunjung ke blog saya ini ya. Heheh
Wah, kak luluk, kasih tau dong tips semangat berkaryanya apa. Kepengen ikutan nulis blog jg nih..
Kapan-kapan nantu sharing ya Kak Tiar
Semua hal berawal dari impian…kejar dan sukses dgn segala harapanmu..we love you teluk..
Amiin terima kasih doanya Arsyad
Hai Mbak Luluk, unik sekali ini namanya Kopi jagung. saya jadi penasaraan rupa dan rasa dari kopi jagung ini.
Senang sekali ini kenal temen2 bloger baru yang sudah banyak menghasilkan karya yaaa. Semoga saya ketularan
Salam kenal ya Mbak. Rasanya nikmat Mbak. Kata orang kampung saya. Hehhee
Bahagia ya Mbak kalau sudah menyelesaikan tulisan. Ada rasa puas 🙂
Btw terus semangat ya, Mbak. Semoga jika nanti ada kesibukan baru misal mengajar lagi, blog ini akan tetap hidup 🙂
Ia bener Mbak
Semoga saya juga bisa menjadi seorang penulis yg bisa menuangkan segala rasa dan ide di setiap coretan…
Wah ada Tasha juga… Ma kasih ponakan yang cantik. Semoga nanti bisa terwujud ya.
Alhamdulillah ya mbak bisa menekuni dunia blogging. Awalnya blog saya buat untuk jualan buku, karena akhirnya saya pindah ke malaysia jadi blognya terbengkalai dan blog jualan hangus gak bisa dibuka lagi.
Alhamdulillah masih bisa membuat personal blog malah lebih menghasilkan
Saya nanti mau belajar ya Mbak. Jujur saya belum menghasilkan nih. Heheh
keren mbak, setelah liat alasannya ternyata pernah menulis cerpen, langsung aku buka artikel cerpen nya, bagus cerpennya 😀
Wah terima kasih sudah berkunjung ke page cerpen.
MBa aku banget iniii.. sampe sekarang masi, tulis , edit, apus ulang lagi 🙂
Btw aku kepo knapa blog ini namanya kopijagung mba..apakah krn suka kopi dan jagung hehe
Karena ibu saya jualan kopi jagung mbak. Hehhe..
Saya juga begitu mbak,ide udah muncul pas mau menuliskan bingung mulai darimana dan tak jarang menguap. Dan baru tahu ternyata karena kurang membaca dan kurang latihan menulis.
Hehhe itu menurut pengalaman saya mbak. Hasil merenung setelah sekian lama.
Bobo lagi trending nih, disebut-sebut terus sama Growth Blogger, wkwk. Wah, sama kita belum bertelur juga buku solonya, masih sekedar impian. Apalagi sekarang sudah kadung asyik ngeblog, semakin terpinggirkan deh.
Wah baru tau loh ada yang namanya kopi jagung. Suamiku suka sekali kopi. Jadi pengen nyobain.
Yah samaan, blog jaman kuliah juga udah jamuran terbengkalai…pengen nulis lg setiap ngelihat orang2 mulai semangat nulis…tapi mager n bingung harus mulai dari mana lagi…love your blog luk
[…] Baca juga: Alasan Menulis di Blog Versi Kopijagung.com […]
[…] Baca Juga: Alasan Menulis Blog Versi Kopijagung.com […]
kalau Saya menulis blog untuk dokumentasi online supaya suatu saat kalau dibutuhkan tinggal buka blog pribadi saja