Tanah Rantau. Aku tertidur dalam perjalanan dari terminal Lebak Bulus ke Depok. Aku baru terbangun saat bus yang kutumpangi mulai keluar dari tol Cisalak. Aku masih merasa asing dengan jalanan yang baru terlihat oleh mataku. Aku bahkan tak bisa menyakan kepada Izza aku sedang ada di mana lantaran gawaiku mati.
Aku suka jalanan yang sedang kulalui. Pohon-pohon besar tumbuh di antara dua jalur jalan kanan dan kiri. Tak banyak gedung-gedung tinggi seperti bayanganku. Hanya ada deretan ruko-ruko di kanan kir jalan. Terkadang juga warung-warung kecil saja. Setelah lama ada di Depok aku baru tahu jalan itu bernama jalan Juanda.
Bus terus melaju ke arah barat. Pepohonan semakin berkurang. Ruko-ruko dengan design lebih modern mulai terlihat. Dan sampailah di lampu merah. Bus berbelok ke kiri dan keramaian semakin terasa. Dan aku telah sampai di pusat Kota Depok, jalan Margonda Raya.
Tanah Rantau
Selamat datang di tanah Rantau Luluk!
Dari balik jendela bus, kuamati jalanan Margonda yang dipenuhi oleh kendaraan. Sebagai pusat kota, hampir segala fasilitas publik terdapat di sini. Mulai dari kantor pemerintah, kantor-kantor swasta, pusat perbelanjaan, cafe, rumah makan, sekolah, dan sebagainya.
Aku menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan. Harapan-harapan akan kehidupan yang lebih baik membuncah di dada. Diam-diam hatiku menanamkan sebuah janji dengan erat. Saya akan berjuang di Kota ini sampai titik darah penghabisan.
Terminal Depok
Tepat pukul 11 siang bus yang kutumpangi sampai di terminal Kota Depok. Aku pun turun dan segera mencari tempat di mana aku bisa duduk menunggu Izza. Suasana di luar terminal cukup ramai. Banyak penjual makanan maupun jajanan. Bus dan angkot keluar masuk bergantian.
Bagiku terminal Depok luasnya terlalu kecil dan sedikit kumuh untuk ukuran terminal kota. Bangunan utama dan bangunan pendukungnya pun tak terpetakan dengan jelas. Aku mencoba mencari ruang tunggu khusus penumpang, tapi aku tak menemukannya. Tak ada kursi yang berjejer dengan rapi, atau setidaknya bangku kayu yang bisa diduduki.
Baca juga: Perempuan Malam di Terminal Lebak Bulus
Terminal Metro Starter
Dulu terbersit di benakku harapan tentang terminal Kota Depok yang lebih modern. Saat ini harapan itu seakan menjadi nyata. Sejak 3 Agustus 2018, terminal Depok resmi ditutup dan sementara dipindahkan ke depan Stasiun Depok.
Berdasarkan informasi yang saya cari, terminal depok akan direvitalisasi menjadi terminal terpadu yang modern dan ramah pengguna. Namanya Terminal Metro Starter. Antara terminal, stasiun, pusat perbelanjaan, toko buku, tempat makan, dan hunian berupa apartemen akan berpadu menjadi satu.
Duh kok pas bagian apartemen saya rada kurang setuju ya. Hmmm, ya sudahlah. Ini hanya suara hati seorang perantau. Semoga semua memang sudah dipikirkan dengan baik oleh Pemerintah Kota Depok.
[…] Baca juga: Tanah Rantau […]