Perempuan Malam

Perempuan Malam di Terminal Lebak Bulus

Perempuan Malam. Saya tidak tak dapat mengenali arah dengan tepat. Mana barat, mana timur. Saya juga tak berani kemana-mana sebab semua tidak terlihat secara jelas. Makanya saya tidak bisa menjelaskan di mana letak toilet umum terminal Lebak Bulus.

Yang jelas sih, ketika saya pertama kali berangkat ke Depok dan harus transit di terminal Lebak Bulus, saya melihat sebuah toilet umum yang cukup ramai. Di depan toilet umum tersebut banyak orang yang duduk-duduk, berdiri, juga jongkok. Saya yang kebingungan lantaran tak tahu harus ke mana cepat-cepat menuju ke sana.

Bercerita tentang terminal Lebak Bulus, saya jadi teringat satu kejadian. Waktu itu saya kembali ke Depok setelah liburan lebaran. Seperti biasa, setelah turun dari bus, saya langsung menuju toilet umum tersebut. Mengambil tempat untuk berdiri diantara orang-orang sambil menunggu matahari datang.

Toilet Umum Terminal Lebak Bulus

Di depan toilet umum terdapat bangku-bangku kayu yang sengaja disediakan bagi mereka yang baru melakukan perjalanan jarak jauh dan butuh istirahat sejenak. Banyak bus antar provinsi yang yang tiba di terminal pada dini hari. Sementara angkutan atau bus antar kota mulai tersedia sekitar pukul enam pagi.

Seorang laki-laki muda duduk santai di dekat pintu masuk toilet umum sambil merokok. Di depannya terdapat meja kayu. Di atas meja tersebut ada kotak kayu kecil tempat orang memasukkan uang setelah menggunakan toilet. Seingat saya harganya standar, kencing dan berak bayar dua ribu rupiah, mandi bayar tiga ribu rupiah. Semoga ini benar ya, soalnya saya sudah agak lupa.

Baca juga:  Tentang Nama yang Selalu Dipertanyakan

Toiletnya cukup bersih untuk ukuran toilet umum di Indonesia. Apalagi di terminal. Airnya juga tersedia cukup banyak. Bilik-bilik toilet juga cukup luas sehingga kita dapat bergerak dengan leluasa jika ingin mandi. Di depan bilik-bilik toilet tersebut terdapat cermin besar.

Perempuan di Terminal Lebak Bulus

Akhirnya saya berjumpa juga dengan sosok perempuan di terminal Lebak Bulus. Pertemuan kami terjadi di dalam toilet saat saya sedang memperbaiki jilbab yang berantakan di depan cermin. Dari cermin, sekilas saya melihat perempuan tersebut masuk ke salah satu bilik toilet.

Perempuan itu memakai dres lengan panjang, berwarna coklat muda, dan bermotif bunga-bunga kecil. Meski lengannya panjang, tapi dres yang dikenakannya terlalu pendek sehingga sebagian pahanya terlihat dengan jelas. Rambutnya ikal panjang sampai sepinggang dan dibiarkan tergerai indah. Gincunya merah merona melengkapi make up yang sedikit tebal. Saya mencoba menebak kalau umurnya sekitar 40 tahunan.

Tawaran Pekerjaan

Setelah keluar dari bilik toilet, perempuan itu melihatku yang masih memperbaiki jilbab. Ia mengurungkan niatnya untuk pergi dan segera menghampiriku.

Cepet amat sih buang hajatnya. Pikirku.

Aku menoleh dan mencoba bersikap ramah. Kulemparkan senyum semanis mungkin. Tapi dia tak membalasnya. Sebaliknya, dia malah menatapku lekat-lekat.

“Kamu lagi kerja ya?” tanyanya tiba-tiba.

What? Pikirku. Apakah ada yang salah denganku sehingga di matanya saya terlihat sebagai pengangguran. Atau mungkinkah penampilanku masih terlalu udik sehingga dia menganggapku perempuan kampung yang lugu?

Baca juga:  Pulang Kampung Itu Seperti Beli Bensin, Mulai dari Nol Ya Kak!

 “Tidak,” jawabku sambil menggeleng.

“Oh, kirain lagi cari kerja,” ucap perempuan itu. Ia kemudian pergi dan saya pun bernapas lega.

Baca juga: Temaramnya Kota Jakarta

Perempuan Malam

Saya sempat berpikir kalau perempuan itu adalah germo. Habisnya, bagaimana tidak akan berpikir seperti itu. Pagi buta di terminal dengan pakaian mini dan dandanan  tebal. Apalagi pakai nawarin kerja segala.

Saya kan jadi teringat kisah-kisah dalam sinetron. Banyak sekali perempuan kampung yang berangat ke Jakarta tanpa bekal pengalaman yang cukup. Sesampainya di terminal mereka malah kecopetan atau kerampokan. Setelahnya mereka ditolong oleh seorang perempuan yang ternyata seorang germo.

“Hei, itu kan cuma sinetron Luk.

Bagikan

2 comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *