Gejala Pneumonia pada Balita

Gejala Pneumonia Pada Balita dan Upaya Pencegahannya

Gejala Pneumonia pada Balita. Banyak dari kita yang mungkin belum mengetahui bahwa balita lebih beresiko terkena pneumonia. Pada tahun 2016, WHO mencatat sekitar 880.000 anak di dunia meninggal karenanya. 99% kematian anak yang disebabkan oleh pneumonia terjadi di negara berkembang termasuk di Indonesia.

Lalu kenapa balita lebih rentan terkena Pneumonia? Organ tubuh balita yang masih berada dalam tumbuh kembang dan sistem imunitas yang belum sempurna menjadi alasannya. Saluran pernapasan yang masih pendek juga memungkin infeksi bakteri atau virus terjadi lebih cepat.

Apa Itu Pneumonia?

Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita ketahui dulu apa itu pneumonia. Pneumonia adalah infeksi pernapasan akut yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang menyerang paru-paru terutama alveoli (kantung-kantung udara). Paru-paru penderita pneumonia akan mengalami peradangan karena dipenuhi oleh cairan dan nanah. Hal ini sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk membunuh bakteri atau virus, namun akibatnya fungsi paru-paru dalam menyerap oksigen menjadi terganggu. Pneumonia pada balita biasanya disebabkan oleh bakteri Haemophilus Influenzae tipe B (Hib) dan Streptococcus pneumoniae.

Gejala Pneumonia pada Balita

Gejala pneumonia pada balita ditandai dengan napas cepat dan napas sesak. Dilansir dari pdpersi.co.id, pada anak usia 2 bulan sampai kurang satu tahun, frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih. Pada usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun, frekuensi pernapasan sebanyak 40 kali per menit atau lebih. Sementara pada anak dibawah usia 2 bulan tidak dikenal diagnosis pneumonia.

Baca juga:  Perawatan Miss V: Cara Mencuci Miss V dengan Baik dan Benar

Pencegahan Pneumonia pada Balita

Penumonia sebenarnya adalah penyakit pada anak yang dapat dicegah dengan mudah. Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah pneumonia pada anak balita

  1. Memberikan ASI ekslusif

ASI mengandung imunoglobulin yang dapat melindungi bayi dari bakteri dan virus. Elemen utama ASI yaitu protein whey  juga dapat memperkuat sistem kekebalan bayi. Sebuah studi juga menunjukkan bahwa menyusui dapat menurunkan resiko pneumonia pada bayi. (Dilansir dari laporan penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Sayangi Tunas Cilik  dan Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran dan Prodi Keperawatan Poltekkes Kupang).

2. Memberikan Vaksin

Pencegahan pneumonia dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksin pneumokokus atau sering juga disebut dengan vaksin IPD. Pemberian vaksin IPD idealnya diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Peluang pencegahan pneumonia menggunakan vaksin IPD sekitar 80-90%.  

3. Menjaga Kebersihan lingkungan

Meliputi kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Ajarkan anak untuk terbiasa mencuci tangan sebelum makan dan menjaga kebersihan rumah. Pastikan anak terhindar dari asap rokok dan polusi udara berlebihan karena itu dapat meningkatkan resiko infeksi. Mengolah makanan secara bersih juga penting dilakukan.

4. Menerapkan Pola Hidup Sehat

Memenuhi kebutuhan nutrisi anak dan memastikan anak cukup istirahat adalah contoh pola hidup sehat yang harus diterapkan sejak dini. Status nutrisi yang rendah sudah pasti dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, dan menggaggu metabolisme.

Baca juga:  Fakta Terapi Anak Berkebutuhan Khusus dan Cara Kelola Dananya

Faktanya pneumonia memang menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbesar pada anak di dunia. Namun kita tak perlu khawatir karena pneumonia pada balita adalah penyakit yang mudah dicegah dan mudah diobati. Tak diperlukan teknologi pengobatan dan perawatan yang kompleks. Beberapa kasus pneumonia pada balita dapat sembuh 100%.

Sampai saat ini, meski pencegahan dan pengobatannya terbilang mudah, angka penurunan kematian pada anak akibat pneumonia masih lambat. Salah satu sebabnya adalah kurangnya pengetahuan orang tua tentang pneumonia sehingga seringkali penanganan terlambat. Jadi mulai sekarang, yuk Bunda waspada pneumonia pada anak balita dengan terus menggali informasi yang lebih mendalam tentang pneumonia.

Baca juga: Nikmatnya Durian Khas Hutan Borneo

Bagikan

3 comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *