virus corona

Pasien Terinfeksi Virus Corona Bertambah, Bagaimana dengan Nasib Saya?

Pasien Terinfeksi Virus Corona Bertambah, Bagaimana dengan Nasib Saya ? – Ujian tengah semester dua di sekolah tempat saya mengajar sedang berlangsung. Ujian berlangsung dengan cukup tenang. Sambil menunggu ujian, saya menatap langit Depok yang begitu cerah. Awan-awan cumulonimbus berkelompok-kelompok  menghias langit. Sungguh pemandangan yang menenteramkan hati.

Perjalanan saya di Depok sudah hampir lima tahun lamanya. Ah, tak terasa. Padahal dulu saya hanya berniat merantau ke Depok dua tahun saja. Inilah mungkin yang disebut dengan ‘manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan.

Depok dalam Berita

Sejak tinggal di Depok, beberapa kali saya merasa menjadi lebih dekat dengan kejadian-kejadian faktual yang ditayangkan di televisi. Mulai dari gempa di Banten pada awal tahun 2018 yang memakan banyak korban. Getaran gempa berkekuatan 6,1 SR bahkan sempat saya rasakan.

Kejadian lainnya adalah soal banjir tahun ini. Meski tak separah Ibukota, tapi toh ada juga sebagian daerah Depok yang terkena banjir. Selanjutnya adalah tentang banyaknya ular cobra yang masuk ke rumah penduduk. Duh, yang satu ini saya juga mengalaminya. Kosan saya sempat dimasuki ular. Hal ini terjadi di malam hari. Saya dan saudara sampai minta bantuan kepada pengendara motor yang kebetulan lewat di depan kontrakan. Apesnya, ibu kos sedang pulang kampung. Tinggallah kami berdua.

Yang paling memalukan adalah soal kasus Reinhard Sinaga yang menggemparkan negara Inggris. Usut punya usut, orang tuanya tinggal dan bekerja di Depok. Tak pelak, foto-foto rumah orang tua Reinhard di Depok beredar di sosial media. Kabar terfaktual baru-baru ini adalah terinfeksinya dua warga Depok oleh virus corona atau Covid-19.

Ibu saya rutin menelpon saya. Kejadian-kejadian faktual yang terjadi di Depok seringkali menjadi topik pembicaraan kami. Kejadian soal ular yang masuk ke kosan adalah cerita yang tak saya sampaikan kepada Ibu. Fakta tentang masuknya corona ke Depok adalah yang paling meresahkan ibu. Meski berkali-kali saya memberikan pengertian agar beliau tidak khawatir. Tapi tetap saja beliau khawatir.

Corona oh corona. Bagaimana nasib saya karenamu?

Perkembangan Kasus Corona di Indonesia

Senin (2/3/2020), Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa dua warga Depok telah terinfeksi virus corona atau Covid-19. Kasus ini sempat menggemparkan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Depok. Langkah-langkah preventif menghadapi virus corona kemudian bermunculan dalam berbagai bentuk. Mulai dari video, poster, spanduk, sampai artikel-artikel terkait. Kasus corona ini terus berkembang sampai saat ini. Selasa (10/3/2020), Ahmad Yurianto, juru bicara Kepresidenan khusus virus corona menyatakan bahwa pasien terinfeksi kasus korona di Indonesia bertambah menjadi 27 orang.

Panik, itulah yang kemudian terjadi. Hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika kita mau sedikit berpikir waras. Sehari setelah dinyatakan bahwa virus corona telah sampai ke Indonesia, di beberapa apotik masker dan hand sanitizer langsung ludes terjual. Bahkan ada yang sampai menaikkan harga. Lebih parahnya lagi, banyak orang memborong sembako untuk ditimbun di rumah.

Saya tidak boleh keluar rumah. Saya tidak boleh bertemu apalagi sampai
melakukan kontak dengan siapapun. Agar kebutuhan perut aman, saya harus memborong bahan makanan.

Begitulah mungkin yang dipikirkannya. Asal dia selamat, tak peduli lagi tetangga dan teman.

Menghadapi Corona, Jumawa jangan, Waspada Harus

Alhamdulillah, sekolah tempat saya mengajar segera mengambil tindakan cepat. Siswa segera diedukasi tentang virus corona. Siswa juga diberi pemahaman bagaimana sebaiknya sikap yang harus kita tunjukkan dalam menghadapi kasus corona ini. Hal yang paling saya ingat adalah pesan yang diberikan sekolah terhadap siswa, “jumawa jangan, waspada harus”.

Pembekalan yang diberikan sekolah tak hanya berefek positif kepada para siswa. Para guru termasuk saya ikut mendapatkan dampak positifnya. Saya jadi ikut lebih tenang dan lebih bijaksana dalam menghadapi kasus corona ini. Dari pada panik, lebih baik kita lakukan saja langkah-langkah pencegahan seperti mencuci tangan dengan sabun setiap kali mau makan; Tidak menyentuh mulut, hidung, dan mata sebelum mencuci tangan; Minum vitamin atau jamu untuk menjaga imunitas tubuh; Menjaga jarak dengan orang yang bersin; Memakai masker bila sakit.

Hal paling utama yang perlu kita lakukan adalah banyak berdoa. Berdoa kepada Dzat yang telah menciptakan virus corona itu sendiri. Mari serahkan nasib kita kepadaNya. Takkan ada yang bisa menghindar terhadap apa yang telah Ia tentukan. Jangan lupa juga terus mengucap syukur bagi kita yang sampai saat ini masih diberikan perlindungan. Sesungguhnya, hanya Allah satu-satunya tempat berlindung. Terakhir, mari sama-sama berdoa. Semoga para pasien terinfeksi virus corona segera pulih kembali.

Bagikan

10 comments

  1. Anyway, tetep jaga kesehatan. Banyak minum air putih hangat, jangan menyentuh wajah dengan tangan kotor, biasakan mencuci tangan setelah ke luar rumah. Ya gitu-gitulah, mbak.

  2. Makin hari makin banyak pasien positif corona ini ya mba. Takut sih pasti tapi aku nggak mau panik berlebai gitu. Semoga semua ini segera berlalu dan kita semua diberi kesehatan yang sempurna. Amin amin amin. Semangaattt!!

  3. Semoga sehat² ya Mbak. Corona udh jadi pandemi, kata dir WHO. Artinya dah jadi penyakit yg merebak di bbrp negara bersamaan. Betul, tetap hrs waspada…

  4. Di Jerman saat ini sudah ada 1000 orang yg dikarantina. Di sini kalau ada yg kena 1 orang Corona maka dari rumah bisa diangkut untuk dikarantina. Semoga masalah Corona cepat mereda ya mba.

  5. Wah, Depok nge-hits ya, Mbak 🙂
    Betul nih, ga boleh jumawa tapi harus teta waspada. Trus yg panik berlebihan sampe menimbun2 itu sungguh terlalu 🙁
    Finally, setelah berusaha dan berdoa emang ujungnya kita harus tawakkal ya. Semoga Corona lekas berlalu, aamiin

  6. Hikmahnya adalah, kesadaran untuk selalu menjaga kesehatan menjadi perhatian khalayak luas. Saya sepakat; Jumawa jangan, waspada harus. Meski demikian, apa yang terjadidi Depok tak lepas dari bagaimana media membentuk framing soal corona ini.

    Mari jaga kesehatan…Salam…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *