Perjalanan Panjang Sang Sanseviera – Memiliki aneka warna dan bentuk daun yang menarik. Mudah tumbuh di berbagai kondisi lingkungan. Cocok dijadikan tanaman hias baik outdoor dan Indoor. Itulah sansevieria, tanaman yang di Indonesia dikenal dengan nama lidah mertua.
Melalui sebuah penelitian selama 10 tahun, National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengungkapkan bahwa Sansevieria mampu menyerap 107 jenis polutan. Hal tersebut semakin meningkatkan pamor dari Sansevieria.
Sansevieria Adalah Tanaman Hias Dengan Banyak Manfaat
Tak hanya indah, sansevieria juga memiliki banyak manfaat. Di Afrika, serat daun sansevieria diolah menjadi benang, tali, kain, dan kertas. Dawai dari mouthbow –alat musik tradisional Afrika– juga terbuat dari serat sansevieria. Di Filipina, pabrik tenun menggunakan sansevieria sebagai bahan baku kain yang dikombinasikan dengan serat daun nanas.
Rupanya, tak hanya cantik sebagai tanaman hias. Sansevieria juga memiliki manfaat sebagai obat. Suku Maasai, kelompok etnis asli Afrika menggunakan daun sansevieria sebagai pembalut luka alami. Hingga saat ini, penelitian terhadap fungsinya di bidang kesehatan terus dilakukan. Hasil penelitian George R. Pettit bersama rekannya membuktikan bahwa saponin yang diisolasi dari Sansevieria ehrenbergii dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Baca juga: Curhatan saya tentang virus corona
Sansevieria Juga Pernah Berpindah-Pindah Genus
Sansevieria memiliki 140 spesies. Sebagian besar merupakan spesies asli Afrika. Dan sebagian lainnya merupakan spesies asli India dan Asia. Sansevieria sempat mengalami perubahan klasifikasi (pengelompokan makhluk hidup), khusunya pada tingkat genus. Genus/marga adalah pengelompokan makhluk hidup yang secara hierarki tingkatnya berada di atas spesies/jenis dan berada di bawah famili.
Sansevieria ditanam diluar habitat aslinya pertama kali oleh Casper Commelin, seorang pedagang dan ahli botani asal Belanda. Casper kemudian berinisitaif untuk mempublikasikan sanseviera dengan bantuan seorang pelukis bernama Jan Moickx. Dikenalkan pertama kali pada tahun 1701 di majalah Horti Medici Amstelodomensisi Rariorum Plantarum.
Pada tahun 1753, Carolus Linnaeus lewat bukunya yang berjudul Species Plantarum mengelompokkan Sansevieria ke dalam genus aloe. Carrolues Linnaues sendiri adalah seorang ilmuwan Swedia yang dikenal sebagai ‘bapak taksonomi modern’. Salah satu jenis tanaman dari genus aloe adalah lidah buaya dengan nama ilmiah Aloe vera.
Sepuluh tahun kemudian, berarti sekitar tahun 1760 an, Sansevieria dimasukkan ke dalam genus Cordyline oleh Michael Adanson. Seorang ahli botani asal Prancis. Tanaman lain yang masuk dalam genus cordyline adalah hanjuang.
Resmi Menyandang Nama Sansevieria
Tahun 1987 sansevieria resmi menyandang nama baru yaitu sansevierinia. Nama tersebut diambil dari seorang bangsawan sekaligus ahli botani asal Itali Prince of Raimond de sansgrio de Sansiviero. Bangsawan yang tinggal di Roma tersebut mengoleksi beragam sansevieria dari Afrika.
Kemudian, seorang ahli botani asal swedia bernama Carl Peter menyempurnakan nama sansevierinia menjadi sansevieria pada tahun 1794. Carl Peter sendiri merupakan murid dari Carrolus Linnaeus. Mendapat julukan sebagai ‘bapak botani Afrika Selatan’ dan ‘Linnaeus Jepang’.
Akhirnya, sampailah sansevieria di ujung perjalan. Sansevieria disahkan sebagai nama genus melalui kongres internasional, Vienna Congress of Botanical Nomenclature. Kongres tersebut berlangsung di Austria pada tahun 1905.
Perjalanan Panjang Sang Sansevieria
Sejak peresmian tersebut bebera spesies sanseviera ikut mengalami perubahan nama. Seperti Aloe hyacinthoides berubah nama menjadi Sansievieria hyacinthoides. Acyntha gueeninsis berubah nama menjadi Sansevieria trifasciata.
Tentunya informasi ini banyak yang tidak tahu. Jika dihitung, dari tahun 1701 sampai tahun 1905, berarti ada jarak waktu selama 2 abad lebih. Itulah waktu yang dibutuhkan oleh sansevieria untuk dapat menyandang namanya sendiri. Sungguh perjalanan yang amat panjang bukan?
Partikel ini juga terbit di blog saya yang lainnya yatu Sansivera Garden. Silahkan berkunjung juga kesana ya
[…] Baca juga: Perjalanan Panjang Sang Sansevieria […]
[…] Baca Juga: Perjalanan Panjang Sang Sasevieria […]