Jenis Kayu untuk Furniture

Kenali Jenis Kayu untuk Furniture, Biar Nggak Salah Pilih!

Saat memilih furniture rumah tangga, kita akan berhadapan dengan beragam material, salah satunya adalah kayu. Dulu kupikir material dari kayu ya berasal dari kayu jati saja. Tapi ternyata ada banyak jenis kayu untuk furniture yang lain. Malah aku sempat baca karakteristik kayu sungkai yang cukup bagus lho.

Dalam dunia furniture, memilih jenis kayu ini sangat penting. Biar tercipta karya yang indah, kuat dan tahan lama.

Oleh karena itu, sebagai konsumen, kita perlu mengetahui jenis-jenis kayu untuk furniture. Biar nggak salah pilih.

Jenis Kayu untuk Furniture

1. Kayu Jati

Sebagian besar pengusaha furniture di daerahku menggunakan material kayu jati. Aku nggak heran kalau kemudian saat membaca referensi untuk tulisan ini, ada yang bilang kalau kayu jati adalah primadona di mata pengrajin furniture dari kayu.

Bibiku memiliki beberapa pohon jati di lahannya. Kalau pas menjual kayunya ke pengrajin furniture, aku mengetahui beberapa ciri kayu ini dari mereka, sebagai berikut:

  1. Warnanya cokelat agak kekuningan.
  2. Nggak mudah lapuk, kokoh, tahan terhadap benturan, anti bakteri dan mudah perawatannya.
  3. Serat kayunya tebal bikin pengrajin kayu lebih mudah dalam mengubahnya menjadi aneka furniture.
  4. Kayu jati punya kandungan minyak alami yang tinggi.

Soal minyak alami kayu jati ini ada plus dan minusnya sih. Bagian minusnya adalah kayu jati nggak cocok jadi furniture dengan finishing solid berwarna cerah. Sedangkan nilai plusnya adalah memberi kesan mengkilap pada kayunya.

Mungkin itulah mengapa, finishing furniture dari kayu jati yang kutemui lebih natural dengan warna solid kayak hitam dan cokelat.

2. Kayu Mahoni

Furniture dengan material kayu mahoni tuh idolanya pasar Eropa. Ada beberapa karakteristik dari kayu mahoni, yaitu:

  1. Serat kayunya lebih lembut dan pori-pori kecil. Ini bikin furniturenya lebih halus dari kayu lainnya.
  2. Bagian dalam kayunya berwarna kemerah-merahan dan bagian luarnya berwarna cokelat tua.
  3. Tekstur seratnya lebih ringan bikin permukaannya lembek.

Kalau kita memilih furniture dengan material kayu mahoni, kita perlu ekstra hati-hati soal perawatannya. Mengapa? Karena material ini rentan sama hama, seperti rayap, karena permukaannya yang lembek.

3. Kayu Pinus

Selanjutnya ada kayu pinus atau jati Belanda. Beberapa karakteristik kayu pinus antara lain:

  1. Warnanya putih cerah, cocok untuk furniture bergaya vintage.
  2. Seratnya besar dan menonjol bikin tampilannya lebih estetik.
  3. Fleksibel dalam hal finishing. Kita bebas buat furniture dengan warna terang sampai gelap.
  4. Kandungan minyak alaminya cukup tinggi.

Biasanya, para pengrajin akan mengoleskan sanding sealer untuk cat dasar kayu pinus dan tunggu hingga benar-benar kering agar lem dan warna finishingnya menempel secara optimal.

4. Kayu Meranti

Dulu ayahku bekerja di perusahaan triplek di Kalimantan Tengah. Nama perusahaannya (kalau nggak salah) PT. Meranti Mustika Plywood. Jadi, aku agak akrab sama kayu meranti.

Ada beberapa karakteristik kayu meranti yang perlu kita ketahui, di antaranya:

  1. Teksturnya keras.
  2. Seratnya lurus secara konsisten sehingga kayunya panjang dan lurus.
  3. Kayu meranti punya serat terbuka, berserabut dan pori-porinya besar. Sehingga pengrajin perlu menggunakan amplas dan dipriming dulu sebelum pengecatan.

Sama seperti kayu mahoni, kayu meranti juga nggak terlalu tahan sama hama. Kita perlu memperhatikan urusan perawatan biar nggak mudah kena rayap.

5. Kayu Sungkai

Furniture dari Kayu Sungkai

Berikutnya, kita juga bisa pilih furniture dari kayu sungkai. Ada beberapa karakteristik yang menarik dari kayu sungkai, yaitu:

  1. Warnanya cerah dengan bagian pinggir berwarna lebih muda.
  2. Motifnya bagus, cocok untuk furniture bergaya minimalis.
  3. Permukaannya kesat, nggak sehalus material kayu lain meski sudah diamplas.
  4. Nggak tahan terhadap sinar matahari dan hujan.
  5. Teksturnya cenderung lunak.

Oleh karena itu, bila kita memilih furniture dengan material dari kayu sungkai sebaiknya memperhatikan perawatannya. Karena kayu sungkai nggak terlalu tahan terhadap serangan hama.

6. Kayu Mindi

Nggak ketinggalan kayu mindi yang umum digunakan untuk pembuatan furniture rumah. Beberapa karakteristik dari kayu mindi, sebagai berikut:

  1. Teksturnya cukup keras tapi mudah rapuh.
  2. Finishingnya lebih condong ke warna natural.

Terkait penyimpanannya, kita perlu memastikan area untuk meletakkan furniture dengan material kayu ini tuh kering ya. Soalnya, lingkungan lembap akan membuat kayu mindi cepat rusak.

7. Kayu Oak

Furniture yang terbuat dari kayu oak cocok untuk penggunaan luar ruangan (outdoor). Hal ini karena kayu oak lebih tahan terhadap air daripada kayu lainnya.

Ada beberapa karakteristik kayu oak yang perlu kita ketahui, antara lain:

  1. Serat dan pori-porinya kecil sehingga menghasilkan furniture yang halus.
  2. Warna keemasannya khas bikin furniturenya lebih menarik.
  3. Tahan lama.

8. Kayu Cedar

Kayu Cedar untuk Furniture

Bukan keju cedar ya. Tapi kayu cedar atau kayu aras. Material kayu ini punya beberapa karakteristik, di antaranya:

  1. Teksturnya lunak dan ringan, cocok untuk furniture outdoor.
  2. Strukturnya lebih stabil bikin furniture nggak mudah retak dan tahan lama karena kestabilan kayu bisa mencegah penyusutan drastis.
  3. Warna kayunya cokelat kemerahan yang unik. Kadang ada juga yang warnanya putih.
  4. Kayu ini beraroma harum yang khas dan berfungsi sebagai anti hama dan bakteri alami.

Memilih furniture memang bukan hal yang main-main. Harapannya bisa kita gunakan untuk jangka panjang. Sehingga, mengetahui jenis kayu untuk furniture bisa mencegah kita dari  resiko salah pilih. Benar nggak?

Bagikan

One comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *