Bukaetn Romeo dan Juli

Bukan Romeo dan Juliet

Bukan Romeo dan Juliet. Di luar sana awan gelap bergumpal-gumpal menutupi langit sore. Cahaya kilat sesekali menyambar diiringi suara yang menggelegar. Pertanda hujan deras sebentar lagi akan turun. Aku terlentang di atas kasur sambil memejamkan mata. Tubuhku tertutup selimut tebal yang hangat. Inilah cara terbaik untuk menikmati suara hujan dengan sempurna. Kutarik nafas panjang yang dalam dan kutajamkan telinga untuk menikmati hujan yang mulai turun dengan deras.

Drrrttttt, drrrrrtttt.

“Ah,” keluhku merasa terganggu.

Romi dan Yuni

Aku menggapai handphone yang tergeletak di dekat bantal. Segera kucek notifikasi whatsaapku. Ada kiriman video dari Yuni, seorang teman dekat di tempat kerja. Kuurungkan niat untuk langsung menonaktifkan handphone. Cepat kutekan tombol unduh. Belum selesai aku mengunduh, Yuni sudah mengirimiku pesan.

saya pusiiiiiingggggg. Tulisnya.

Baru saja aku mengetikkan huruf pertama untuk bertanya kenapa, ia sudah menelphoneku.

“Apa sih Yun?” tanyaku langsung. 

“Sudah lihat video yang aku kirimkan belum?” Yuni balik bertanya.

“Didownload ja belum,” jawabku kesal.

“Tadi malam aku mutusin Romi,” Yuni mulai bercerita tanpa memperdulikan kekesalanku.

“Terus?”

“Dia gak terima, terus dia marah-marah. Habis itu akunya ditinggal sendirian.”

“Hadeehhh, kalian ini ada-ada saja,” ucapku kesal. “Terus tadi video apa yang kamu kirim?”

“Video dia lagi nangis di bawah pohon, kayak lagi di kebun gitu.”

“hah?” Aku kaget sekaligus keheranan. 

“Gimana dong? Aku takut dia gantung diri di pohon.”

Baca Juga: Feature tentang Sang Security

Bukan Romeo dan Juliet

Aku hampir saja tergelak tapi segera menahannya. Benakku sedikit jahat, mana mungkin lelaki yang beraninya cuma merekam dirinya saat menangis akan bunuh diri. Ia tidak sedang kalut, tapi sedang minta dikasihani. 

“Gimana dong?” tanya Yuni lagi. 

“Gak mungkin, sudah biarin saja,”

“Tapi…,”

“Udah, percaya deh sama omonganku. Lagian kalian itu bukan Romeo dan Juliet yang rela bunuh diri demi cinta,”

“Gitu ya?”

“Yap”

Pembicaraan antara aku dan Yuni pun berakhir. Di luar hujan masih deras. Aku menggeleng-geleng keheranan. “Bikin ilfeel saja,” gumamku sambil menghapus video rekaman Romi yang menangis.

Bagikan

One comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *