cara membuat kompos dari sampah dapur

Kulit Pisang dan Ampas Kopi Bisa Jadi Rahasia Tanaman Sehat Lho!

Halo, Sobat Ngopi! Semua orang yang ada di rumahku doyan makan pisang. Setiap harinya kulit pisang numpuk di rumah. Terus, bapak dan adik-adikku doyan ngopi. Nggak aneh kalau ampas kopi juga banyak di daftar tempat sampah dapurku.

Terus masalah e opo?

Nggak ada masalah yang berarti sih. Toh keduanya, baik kulit pisang dan ampas kopi tuh sampah organik. Sobat Ngopi bisa memanfaatkannya sebagai pupuk kompos lho.

Eh beneran. Memang kayak sepele banget sih. Tapi kalau kalian mau baca artikelku ini hingga akhir. Habis ini kalian nggak bakal tega buang sampah kulit pisang dan ampas kopi lagi.

Percaya deh! Yuk lanjut baca!

Kenapa Sampah Dapur Layak Diselamatkan?

Sesekali, coba deh sempetin nengok tempat sampah yang ada di dapur! Rasanya kok nggak pernah ada ceritanya mereka kosong ya.

Tiap hari tuh pasti ada saja sisa kulit buah, sayuran, atau ampas kopi yang memenuhinya. Belum lagi, kalau kita lalai dan nggak buang itu sampah, aromanya semerbak kemana-mana.

komposisi sampah nasional
komposisi sampah nasional tahun 2024

Ini tuh sejalan sama data yang kuambil dari website Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hampir 40% (atau sekitar 38,38%) dari total sampah di Indonesia berasal dari limbah organik rumah tangga.

Bayangin dah tuh! Sampah sebanyak itu bisa jadi potensi bahan alami yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah lho.

Maksudku, daripada dibiarkan membusuk dan menimbulkan polusi udara, mending kita olah jadi pupuk kompos alami kan?

Selain ramah lingkungan, hasilnya pun bisa bikin tanaman tumbuh lebih subur tanpa perlu beli pupuk kimia yang mahal. Benar nggak?

Kandungan Hebat di Kulit Pisang dan Ampas Kopi

Karena di rumahku ada banyak sekali kulit pisang dan ampas kopi, maka coba kucari tahu tentang keduanya kalau jadi bahan pupuk kompos.

Kulit pisang misalnya. Ternyata, kaya banget sama kandungan kalium, fosfor, dan kalsium. Ketiga unsur tersebut penting untuk bantu pertumbuhan akar, batang, dan bunga.

Baca juga:  Dampak Pandemi Virus Corona: Manusia Sesak Napas, Bumi Bebas Bernapas

Jadi kalau tanamanmu mulai “kurus” atau daunnya pucat, kasih aja tambahan dari kulit pisang ini.

Aku nggak bicara omong kosong ya. Ini tuh sesuai sama penelitian dari Hikal, dkk (2022) yang kubaca melalui website National Library of Medicine.

Sedangkan ampas kopi, sampah dari minuman favorit bapak, adik-adikku, dan Sobat Ngopi semua, juga nggak bisa kuremehkan.

Di balik aromanya yang khas, menurut Hassani (2025) ampas kopi bisa memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kadar nitrogen tanah. Selain itu, ampas kopi juga bisa bantu menetralkan pH tanah lho.

Cocok deh buat tanaman yang suka tanah agak asam kayak cabai, tomat, atau mawar! Oh ya, Hassani juga bilang kalau penggunaan ampas kopi bisa mengusir siput dan hama lainnya. Aku membacanya melalui laman The Spruce.

Cara Membuat Pupuk Kompos Sederhana di Rumah

buat kompos dari kulit pisang dan ampas kopi
buat kompos dari kulit pisang dan ampas kopi

Setelah tahu betapa kulit pisang dan ampas kopi nggak bisa kita anggap remeh buat tanah, Sobat Ngopi pasti sudah penasaran sama gimana cara membuat pupuk kompos dari sampah dapur. Iya ‘kan?

Nggak perlu ribet kok. Bisalah kita lakukan secara mandiri di dapur sendiri. Kalau sudah konsisten, maka sampah dapur dari rumah kita tentu akan mengurangi volume sampah yang sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Coba deh kalian lihat pengelolaan sampah di TPST Bantar Gebang! Belum lagi di daerah lainnya.

Cus, kita buat pupuk kompos dari sampah dapur bareng-bareng. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  1. Kumpulkan bahan-bahannya. Bisa kulit pisang, ampas kopi, dan sedikit tanah. Kalau mau tambahan sampah organik lain dari dapur juga boleh lho.
  2. Potong kecil-kecil kulit pisang dan sampah organik lainnya biar gampang terurai.
  3. Campur semua bahan dalam wadah! Kita bisa pakai ember bekas cat atau toples plastik juga boleh.
  4. Tambahkan air secukupnya larutan EM4! Perhatikan pas nambah air ya! Jangan sampai becek, cukup lembab aja.
  5. Tutup wadahnya rapat tapi kasih lubang kecil buat sirkulasi udara.
  6. Diamkan selama 2–3 minggu, sambil sesekali diaduk.
Baca juga:  Melihat Proses Pengelolaan Sampah di TPST Bantar Gebang

Saat prosesnya, mungkin bahan-bahan kompos itu akan terasa panas. Itu hal yang normal kok. Berarti penguraian sedang terjadi. Biarin saja.

Kalau pupuk kompos sudah jadi, bentuknya bakal mirip tanah hitam lembut dan nggak bau. Nah, itulah pupuk alaminya! Tinggal tabur di sekitar tanaman, atau campur sedikit ke media tanam baru deh.

Hasilnya Gimana?

Ini bagian paling serunya, Sobat Ngopi. Setelah kucoba sendiri di rumah. Bikin pupuk kompos pakai kulit pisang dan ampas kopi buat pupuk tanaman cabai. Hasilnya luar biasa lho!

Daunnya jadi lebih hijau, batangnya kokoh, dan yang paling bikin senang, buahnya makin rajin nongol.

Beberapa temanku juga cerita hal yang sama. Kata mereka, tanaman hiasnya jadi lebih segar, dan bunga anggrek yang biasanya manja, mulai rajin mekar. Menyenangkan deh.

Ternyata benar, yang alami memang selalu punya cara menenangkan bumi. Nggak hanya itu, hasilnya juga lebih menyehatkan.

Lagian ya, kayaknya emang pengelolaan sampah rumah tangga di desa tuh lebih baik daripada di kota. Seenggaknya, di desa ‘kan sampah rumah tangga yang organik bisa balik ke kebun dalam bentuk kompos.

Tips Buat Sobat Ngopi yang Baru Mau Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Dapur

Bikin kompos tuh nggak ada jaminan langsung jadi. Segala sesuatunya berproses, termasuk penguraian sampah organik menjadi pupuk kompos.

Tapi, untuk meminimalkan kegagalan, aku punya beberapa tips buat Sobat Ngopi yang baru mau buat pupuk kompos dari sampah dapur, khususnya kulit pisang dan ampas kopi, antara lain:

  • Jangan pakai ampas kopi yang sudah berjamur! Kalaupun pakai yang masih baru, pastikan ampas kopinya sudah dingin sebelum pencampuran dengan bahan lainnya.
  • Jangan mencampur bahan non-organik! Golongan plastik itu nggak boleh ya.
  • Kalau mau hasil cepat, campur dengan sedikit tanah atau sisa daun kering.
  • Dan yang paling penting tuh sabar. Ingat ya! Alam punya waktunya sendiri untuk berproses.
Baca juga:  Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa, Benarkah Lebih Baik dari Kota?

Dari Sampah Dapur ke Kebun Mini

Tuh ‘kan! Sampah dapur nggak benar-benar jadi barang yang nggak berharga. Setiap sisa, mau sekecil apa pun itu, bisa punya makna kalau kita mau peduli. Malah ada manfaat yang lebih baik untuk kebun mini kita.

Mulai aja dari yang sederhana, kayak segelas kopi pagi dan sepotong kulit pisang siang ini. Siapa tahu, dari situ tumbuh kebiasaan kecil yang bantu bumi tetap hijau, kayak cara membuat kompos dari kulit pisang dan ampas kopi misalnya.

Karena pada akhirnya, menjaga alam itu nggak harus lewat hal besar. Kadang, cukup dari secangkir kopi dan sedikit niat baik.

Sobat Ngopi bisa baca artikelku yang lain ya. Kayak keuntungan berkebun di rumah. Bisa memanfaatkan barang bekas lho.

Referensi:

  • Data dari website Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang kuakses melalui link https://sipsn.kemenlh.go.id/sipsn/public/data/komposisi pada tanggal 8 Oktober 2025 pukul 13.22 WIB
  • Hikal, dkk. 2022. Banana Peels: A Waste Treasure for Human Being. Jurnal Penelitian. diakses melalui https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9122687/ pada tanggal 8 Oktober 2025 pukul 14.29 WIB
  • Hassani, Nadia. 2025. How to Use Coffee Grounds for Plants. Article. diakses melalui https://www.thespruce.com/using-coffee-grounds-in-your-garden-2539864 pada tanggal 8 Oktober 2025 pukul 14.50 WIB
Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *